Minggu, 10 April 2011

Dampak Kenaikan Harga Bagi Konsumen

Dampak Kenaikan Harga Bagi Konsumen

Apa dampak kenaikan harga bagi konsumen? Dan bagaimana cara konsumen menyiasati kenaikan harga? Sebelum menjawab pertanyaan itu, sebaiknya kita mengenal dulu siapa itu konsumen? Konsumen adalah pihak yang memiliki pendapatan (dalam hal ini uang) dan bertindak sebagai pembeli barang dan jasa di suatu pasar. Dalam usaha memenuhi kebutuhan dan keinginannya, konsumen melakukan aktifitas berupa pencarian, pemilihan, pembelian, penggunaan, serta pengevaluasian produk dan jasa, inilah yang dinamakan perilaku konsumen. Perilaku konsumen merupakan hal-hal yang mendasari konsumen untuk membuat keputusan pembelian. Untuk barang berharga jual rendah (low-involvement), proses pengambilan keputusan dilakukan dengan mudah, sedangkan untuk barang berharga jual tinggi (high-involvement), proses pengambilan keputusan dilakukan dengan dengan pertimbangan yang matang.

Saat terjadi kenaikan harga barang atau jasa, konsumen dituntut untuk menjadi konsumen yang cerdas. Konsumen yang cerdas akan selalu melakukan pertimbangan dan pengevaluasian terhadap barang (produk) dan jasa sebelum membuat keputusan pembelian. Mereka memiliki zona prioritas terhadap barang dan jasa yang akan mereka beli. Maksudnya pada saat akan membuat keputusan pembelian, mereka selalu mendasarinya dengan suatu pertimbangan apakah barang atau jasa yang akan dibelinya memang merupakan kebutuhan terbesar jika dibandingkan dengan pemenuhan kebutuhan barang atau jasa lainnya. Mereka juga memiliki kriteria tertentu yang dijadikan ‘standar’ sebelum melakukan pembelian barang dan jasa. Kriteria yang dijadikan standar biasanya berkaitan dengan kualitas dan harga barang atau jasa.

Sudah menjadi rahasia umum bahwa kualitas barang atau jasa berbanding lurus dengan tingkat harga barang atau jasa tersebut. Semakin baik kualitas barang atau jasa maka akan semakin mahal harganya. Dengan menjadi konsumen yang cerdas, diharapkan konsumen dapat membeli barang atau jasa yang benar-benar sesuai dengan kebutuhannya pada saat itu. Biasanya untuk konsumen kalangan ekonomi menengah ke atas tidak terlalu peduli dengan prioritas kebutuhan sebelum melakukan pembelian. Mereka tidak pernah memperhitungkan harga untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan mereka, asalkan barang atau jasa tersebut dianggap bagus, berkualitas, bermerk, dan memiliki prestise tinggi maka mereka akan membelinya, tidak peduli berapapun tingginya harga barang atau jasa tersebut. Misalnya kaum jetset yang menghabiskan ratusan juta bahkan miliaran rupiah untuk tinggal di apartemen, membeli mobil, pakaian, dan lain sebagainya. Bagi mereka, kenaikan harga barang dan jasa sama sekali tidak berpengaruh dengan gaya hidup mereka dalam memenuhi kebutuhan. Mereka merasa tidak perlu menjadi konsumen yang cerdas karena mereka memiliki materi yang dapat mereka gunakan untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan mereka.

Lantas bagaimana dampak kenaikan harga barang atau jasa terhadap konsumen kalangan ekonomi menengah ke bawah? Dapat dikatakan bahwa kenaikan harga barang atau jasa sangat membebani mereka, terkadang di saat harga normal saja mereka tidak dapat mencukupi kebutuhan hidup mereka, apalagi saat terjadi kenaikan harga barang atau jasa, hal itu tentu akan sangat menyulitkan mereka. Mereka inilah yang benar-benar diharapkan dapat menjadi konsumen yang cerdas dalam arti sesungguhnya. Dengan kemampuan mereka yang terbatas dalam memenuhi kebutuhan hidup, mereka dituntut untuk dapat melakukan pertimbangan terhadap barang atau jasa sesuai dengan prioritas mereka, agar apa yang mereka beli benar-benar memberikan manfaat maksimal. Misalnya seorang ibu rumah tangga yang biasanya membeli satu kilogram telur ayam untuk dikonsumsi keluarganya selama satu minggu, namun saat terjadi kenaikan harga telur ayam, keluarganya hanya mengkonsumsi setengah kilogram telur ayam selama satu minggu. Dari sini dapat terlihat bahwa ibu rumah tangga tersebut telah menyiasati kenaikan harga telur ayam dengan melakukan pengurangan konsumsi telur ayam dan dana sisa dari pengurangan konsumsi telur ayam dapat digunakan untuk pemenuhan kebutuhan keluarganya yang lain.

Pada dasarnya, semua konsumen pasti tidak pernah menghendaki adanya kenaikan harga barang atau jasa. Terlebih pada masa seperti sekarang ini, di saat harga barang dan jasa terus melambung namun pendapatan konsumen tetap. Para konsumen pastinya harus bisa menyiasati bagaimana caranya saat terjadi kenaikan harga barang dan jasa mereka masih bisa memenuhi kebutuhan hidup mereka. Dan menjadi konsumen yang cerdas merupakan pilihan yang sangat bijak.

1 komentar:

  1. As stated by Stanford Medical, It is really the SINGLE reason this country's women get to live 10 years more and weigh on average 19 kilos lighter than us.

    (And realistically, it is not related to genetics or some secret-exercise and really, EVERYTHING around "how" they eat.)

    BTW, What I said is "HOW", not "what"...

    TAP this link to find out if this brief quiz can help you release your real weight loss possibilities

    BalasHapus

Assalamualaikum Wr.Wb...Welcome to My Zone^^