Sabtu, 21 November 2009

Batik Fraktal, Kawinkan Seni Batik dengan Sains


Batik Fraktal, Kawinkan Seni Batik dengan Sains

Keindahan dan keragaman batik Indonesia tak hanya dituangkan dengan cara-cara seni dan tradisional. Dunia sains pun tertarik berkontribusi memperkaya budaya asli Indonesia ini.
Sebuah kelompok riset desain asal Institute Teknologi Bandung (ITB) bernama Pixel People Project, mengadakan penelitian mendalam tentang batik sejak 2007. Mereka pun kemudian meluncurkan jenis batik yang dikenal dengan nama batik fraktal.
Fraktal sejatinya merupakan benda geometris yang kasar pada segala skala, dan dapat "dibagi-bagi" dengan cara yang radikal. Secara sederhana, dapat pula diartikan sebagai sebuah hasil karya yang hadir dari perkembangan lanjut geometri kontemporer.
Terdapat hal yang menyatukan fraktal dengan batik, keduanya sama-sama membicarakan bentuk dan upaya "pengisian ruang kosong" dalam bidang dua dimensi yang diciptakan secara generatif dan iteratif.
Generatif artinya dibangun ulang dengan teknik yang sama, dan iteratif karena cara mengkonstruksinya dilakukan dalam pola pseudo-algoritmik yang mirip secara berulang.
Nancy Margried, Muhamad Lukman, dan Yun Hariadi yang tergabung dalam Pixel People Project awalnya secara tak sengaja mendesain gambar tumbuhan dengan teknik fraktal. Mereka tak menyangka, hasil iseng-iseng mereka menghasilkan sebuah desain mirip batik.
Dalam situs resminya www.pxlpplproject.com, mereka menjabarkan batik fraktal sebagai motif batik tradisional yang ditulis ulang secara matematis. Hasil penulisan ulang dimodifikasi lebih kompleks atau diubah rumusnya sehingga menghasilkan motif yang baru atau berbeda. Motif fraktal ini kemudian digunakan baik dengan teknis batik tradisional atau dengan mesin laser.
Karena bisa dibahasakan secara matematis, Pixel People Project kemudian mengembangkan sebuah perangkat lunak untuk batik fraktal. Program berbasis Java ini memudahkan seorang pemula sekalipun untuk mengembangkan motif batik dalam formula fraktal yang desainnya tersimpan dalam format png.
Motif batik yang dihasilkan dari perkawinan antara seni dengan sains ini kemudian mendapat apresiasi dari Kementrian Riset dan Teknologi Indonesia. Bahkan dalam waktu bersamaan Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan PBB, UNESCO pun turut memberikan penghargaan pada awal Oktober tahun lalu dan menilai batik fraktal memiliki kualitas tinggi serta berpotensi besar di pasar internasional.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Assalamualaikum Wr.Wb...Welcome to My Zone^^