Serba Serbi Gempa
Serba Serbi Gempa
Bulan September tahun ini diawali dan diakhiri dengan peristiwa gempa. Setelah sebelumnya Tasikmalaya diguncang gempa berkekuatan 7,3 SR pada tanggal 2 September, gempa dengan skala 7,6 SR menghampiri bumi pertiwi dan menghancurkan sebagian wilayah Padang, Sumatera Barat, kemarin.
Gempa sejatinya merupakan fenomena alam yang terjadi akibat adanya pergerakan lempeng bumi. Bumi tempat kita berpijak, meskipun padat, akan senantiasa bergerak.
Gempa terjadi akibat adanya pelepasan energi yang dihasilkan oleh tekanan yang dilakukan oleh lempengan yang bergerak. Pada saat tekanan itu semakin membesar dan tidak dapat ditahan lagi oleh pinggiran lempengan, maka terjadilah peristiwa gempa bumi.
Beruntung, gempa yang baru dialami di Tanah Air tak sampai menimbulkan tsunami. Indonesia tidak akan pernah lupa dengan peristiwa tsunami yang menimpa Aceh dan sekitarnya.
Kala itu, gempa bumi dahsyat berkekuatan 9,3 SR di Samudra Hindia dan menimbulkan tsunami yang menelan korban lebih dari 150.000 jiwa di sebagian penduduk Asia, termasuk Indonesia.
Tsunami memang bisa juga terjadi akibat gempa bumi dan fenomena alam lain seperti letusan gunung api, longsor, ataupun meteor yang jatuh ke Bumi. Namun sebanyak 90 persen tsunami diakibatkan gempa bumi bawah laut.
Gerakan vertikal pada kerak Bumi mengakibatkan dasar laut naik atau turun secara tiba-tiba. Hal itu menyebabkan gangguan kesetimbangan air yang berada di atasnya. Hal ini kemudian menyebabkan perpindahan sejumlah besar massa air dan aliran energi air laut, yang ketika sampai di pantai menjadi gelombang besar bernama tsunami.
Untungnya meski kekuatan gempa di Sumatera Barat cukup besar, tidak sampai memicu tsunami. Kemungkinan besar hal itu disebabkan pusat gempa 71 km di bawah permukaan laut dalam tidak cukup kuat untuk mengangkat kulit bumi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar